Ulasan Ekonomi Bulanan Mei & Juni

·       

 
MEI

Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Paska-Lebaran 2021?

Momen Ramadhan dan lebaran 2021 menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena banyak sektor yang terhenti akibat pandemi. Padahal biasanya momen tersebut justru menggeliatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun tahun ini, kebijakan yang diambil pemerintah berhasil memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kebijakan yang dimaksud adalah larangan mudik demi menekan penyebaran virus Covid-19 serta kewajiban para pengusaha membayar tunjangan hari Raya (THR) secara penuh maksimal H-7 Idul Fitri. Dua kebijakan ini berperan dalam memutar perekonomian berbagai daerah di Indonesia.

Larangan mudik tahun ini diperkirakan akan mendorong naiknya tingkat konsumsi masyarakat di wilayah aglomerasi. Menurut pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, penarikan tunai di Jabodetabek selama periode lebaran mencapai Rp34,8 triliun atau naik 61% dibanding tahun sebelumnya. Kemudian, jumlah peredaran uang kertas nasional tercatat naik 41,5% menjadi Rp154,5 triliun. Erlangga memperkirakan ekonomi kwartal dua Paskah Ramadhan dan lebaran akan tunggu hingga 7%.

Momentum Ramadhan dan lebaran tahun ini juga memengaruhi langsung beberapa sektor yang terkena dampak positif di antaranya sektor informasi dan komunikasi, keuangan, kesehatan, serta retail. Meskipun begitu, Johanna mengingatkan para pelaku usaha untuk memahami bahwa kenaikan konsumsi akan hilang setelah momen lebaran berakhir. Ia berharap para pelaku usaha dapat mencegah momentum pertumbuhan positif hingga akhir tahun.
Sumber: wartaekonomi.co.id

 

·         JUNI

Bank Indonesia: Deflasi pada Juni 2021 dan Faktor Pendorongnya

Bank Indonesia (BI) memperkirakan terjadi penurunan harga (deflasi) pada bulan Juni 2021. Berdasarkan survei pemantauan  harga (SPH) pada Minggu IV Juni 2021, deflasi diperkirakan sebesar 0,11%  month on month (mom).

Direktur eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juni 2021 secara tahun kalender sebesar 0,79% year to date (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,38% year on year (yoy).

Erwin menjabarkan, penyumbang utama deflasi pada tahun 2021 yaitu komoditas cabai merah yang turun 0,10% mom, daging ayam ras turun 0,08% mom, tarif angkutan antar kota turun 0,06 mom. Terdapat juga penurunan harga cabai rawit sebesar 0,04% mom,  bawang merah sebesar 0,02% mom, serta daging sapi, Kelapa, tomat, udang bawah, dan tarif angkutan udara masing masing sebesar 0,01% mom.

Akan tetapi, masih ada beberapa harga komoditas yang mengalami peningkatan harga (inflasi), seperti telur ayam ras sebesar 0,03% mom, emas perhiasan 0,02% mom, juga minyak goreng, sawi hijau, kacang panjang, nasi dengan lauk, dan rokok kretek filter yang masing masing naik 0,01% mom.

BI mengaku akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait ke depannya untuk mengawasi secara cermat dinamika penyebaran covid-19 beserta dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Dan juga akan memperkokoh langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh, untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Sumber: national.kontan.co.id

Komentar